Dua Mahasiswa Unkhair Juarai Duta Bahasa Maluku Utara, Siap Melaju ke Tingkat Nasional

UNKHAIR, Dua mahasiswa Universitas Khairun (Unkhair) kembali mengharumkan nama kampus dalam ajang bergengsi Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Maluku Utara 2025.

Mereka adalah Nazwa Aalisyah Verasani Baasalem, mahasiswi semester 2 Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Fakultas Teknik, dan M. Galu Aditya, mahasiswa semester 2 Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unkhair.

Keduanya dinobatkan sebagai juara pada malam puncak pemilihan Duta Bahasa Maluku Utara yang digelar di Bela Hotel, Ternate

Gelar ini diraih setelah melewati tiga tahapan seleksi yang ketat, yakni seleksi 50 besar (presentasi program kerja, wicara publik, penguasaan bahasa asing, dan penampilan minat bakat), seleksi 20 besar (aktualisasi dan presentasi program kerja), dan seleksi 10 besar (penulisan artikel serta penampilan seni budaya).

Nazwa Aalisyah mengusung program unggulan Suarasa, yaitu celengan suara dan bahasa, yang bertujuan mengenalkan kekayaan bahasa daerah secara kreatif. Sementara itu, M. Galu Aditya menampilkan program Semesta Bastra yang berfokus pada pembelajaran bahasa dan sastra melalui media sosial.

Kepada Kehumasan, Sabtu (21/6/2025), Kepala Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara, Nukman, S.S., M.Hum, mengaku secara langsung menyerahkan hadiah kepada para pemenang Pemilihan Duta Bahasa Maluku Utara 2025.

Nukman, juga menyampaikan apresiasi tinggi dan dukungan penuh kepada Nazwa dan Galu yang akan mewakili Provinsi Maluku Utara dalam ajang Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional pada September 2025 mendatang.

“Keberhasilan di tingkat provinsi ini diharapkan menjadi momentum penting bagi keduanya untuk tampil maksimal di panggung nasional,” harapnya.

Peran serta Balai Bahasa dalam memberikan dukungan struktural dan pendampingan menjadi krusial dalam mempersiapkan mereka, tidak hanya secara teknis, tetapi juga dalam memperkuat narasi budaya yang dibawa.

Nukman, menambahkan partisipasi Nazwa dan Galu di tingkat nasional tidak semata sebagai peserta, tapi sebagai duta yang membawa pesan kuat dari Maluku Utara.

“Bahasa daerah bukan hanya warisan budaya, melainkan identitas yang hidup, dinamis, dan tumbuh bersama perkembangan zaman,” tutupnya. (Kehumasan)*