UNKHAIR, Universitas Khairun (Unkhair) menargetkan seluruh layanan akademik dan non akademik di lingkungan kampus akan terintegrasi secara digital pada 2026.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen pimpinan universitas di bawah kepemimpinan Rektor Prof. Dr. Abdullah W. Jabid, S.E., M.M, dalam mempercepat transformasi digital pendidikan tinggi di Maluku Utara.
Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor I Bidang Akademik Unkhair, Dr. Hasan Hamid, M.Si, saat membuka kuliah umum bertema “Pemanfaatan Data dan Kecerdasan Artifisial dalam Pendidikan,” di Aula Nuku, Gedung Rektorat Unkhair, Sabtu (4/10/2025).
Kuliah umum tersebut menghadirkan Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Yudhistira Nugraha, S.T., M.ICT Adv., D.Phil, yang diikuti dosen dan mahasiswa dari delapan fakultas di Unkhair.
“Target kami hingga 2026, seluruh layanan akademik dan administrasi di Unkhair sudah berbasis digital. Sistem Informasi Akademik (SIMAK) dan virtual class akan kami perbarui agar sesuai dengan standar kementerian,” ujar Dr. Hasan.
Menurutnya, Unkhair sebenarnya telah memiliki sistem informasi terintegrasi, namun sejumlah aspek masih perlu dikembangkan. Di antaranya, sinkronisasi data dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-DIKTI), serta pengelolaan nilai berbasis proyek dan sertifikat pendukung ijazah.
Keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi tantangan tersendiri dalam proses digitalisasi kampus.
“Kami hanya memiliki satu programmer yang menangani lebih dari 16 ribu mahasiswa, 700 dosen, dan 300 pegawai. Karena itu, kami berharap dukungan Pusdatin dapat memperkuat kapasitas tim teknologi informasi di Unkhair,” katanya.
Dr. Hasan juga menyoroti potensi mahasiswa dalam memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI) untuk mendukung pembelajaran.
“Mahasiswa kita luar biasa dalam menggunakan teknologi, bahkan kadang ponselnya lebih canggih dari dosennya,” ujarnya sambil tersenyum.
Namun, Dr. Hasan menegaskan, hal penting bukan pada kepemilikan perangkat, melainkan bagaimana teknologi digunakan untuk meningkatkan kompetensi dan proses perkuliahan.
“Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan,” ucapnya.
Dalam paparannya, Yudhistira, menjelaskan pentingnya pemanfaatan data dan AI dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran di era digital.
Kata Yudhistira, penguasaan teknologi tidak hanya membantu efisiensi administrasi pendidikan, tetapi juga memperkuat daya saing mahasiswa di masa depan.
“Teknologi digital dan kecerdasan buatan harus dilihat bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai alat bantu untuk memperkaya proses belajar,” katanya.
Ia menambahkan, institusi pendidikan kini perlu menyiapkan ekosistem yang memadai agar data dan teknologi dapat dimanfaatkan secara bertanggung jawab dan efektif.
________________________________________
Liputan: Chessa |Editor: Polo |Foto: Chessa