UNKHAIR, Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan Pusat Tangguh Bencana (PTB) Universitas Khairun (Unkhair) mengadakan talkshow kebencanaan, di Lt. 4 Aula Nuku Rektorat, Kampus 2 Unkhair, Ternate Selasa (10/6/2025).
Mengusung tema “Seismic Gap Tour: Bridges Over Troubled Waters–Experiments with Full-Spectrum Geohazard Risk Reduction in Indonesia“, menghadirkan ilmuwan geologi dunia, Prof. Ron Harris, sebagai pembicara utama.
Talkshow tersebut membahas strategi pengurangan risiko bencana berbasis ilmu pengetahuan dan pengalaman lapangan, dengan pendekatan menyeluruh terhadap geohazard yang kerap mengancam wilayah Indonesia, termasuk kawasan timur seperti Maluku Utara.
Turut hadir sejumlah perwakilan dari instansi kebencanaan, terdiri dari BPBD Kota Ternate, Basarnas Provinsi Maluku Utara, unsur akademisi, serta puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas di Unkhair.
Member of Pusat Tangguh Bencana Unkhair, Dr. Rahim Achmad, S.Si., M.Si, menjelaskan kegiatan ini sangat penting untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam di daerah rawan gempa dan tsunami.
“Kami sangat bersyukur Ternate dijadwalkan sebagai lokasi Seismic Gap Tour, dan Unkhair dipercaya sebagai tuan rumah,” ujarnya.
Pengetahuan ini, kata Dr. Rahim penting diketahui semua kalangan, tidak hanya mahasiswa geosains. Pemahaman yang baik, maka korban jiwa bisa diminimalkan jika bencana terjadi.
Dr. Rahim, mengaku PTB Unkhair telah aktif di berbagai kegiatan peningkatan kesiapsiagaan, termasuk pelatihan kebencanaan, dan pengembangan metode edukatif, misalnya penggunaan Virtual Reality (VR) dalam simulasi bencana.
“Kami ingin menjadikan PTB Unkhair sebagai pusat pembelajaran dan kolaborasi dalam penguatan kesiapsiagaan bencana. Sesi seperti ini sangat dibutuhkan secara rutin, bahkan terbuka untuk kolaborasi dengan lembaga mana pun,” ucapnya.
Dr. Rahim menambahkan, talkshow ini menjadi bagian dari rangkaian Seismic Gap Tour yang digagas Prof. Ron Harris dan tim, sebagai bentuk diseminasi pengetahuan ilmiah kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di kawasan rawan bencana di Indonesia. (Kehumasan)*