UNKHAIR-Sebanyak 471 mahasiswa menempuh Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Khairun (Unkhair), Ternate resmi di kukuhkan sebagai guru profesional. Pengukuhan berlangsung di Aula Banau, Kampus I, Kelurahan Akehuda, Kecamatan Ternate Utara, Selasa (5/3/2024).

Rapat terbuka Senat FKIP itu bertajuk, “Profesionalisme Guru untuk Mewujudkan Kurikulum Merdeka di Era Revolusi Industri 5.0”.
Dihadiri Rektor Unkhair, Dr. M. Ridha Ajam, M. Hum, Direktur Pendidikan Profesi Guru Andhika Ganendra, S.Si., MM, Ketua, Sekretaris dan para anggota Senat FKIP, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara, dekan, dan seluruh jajaran di lingkup Unkhair.
Ketua PPG Unkhair, Dr. H. Said Hasan, M.Pd, dalam laporannya, mengatakan bahwa hingga memasuki tahun 2024, ada sejumlah perkembangan program PPG Universitas Khairun.
Pertama, PPG kategori 1 angkatan 1 sebanyak 60 orang, semuanya telah lulus terakhir, 5 mahasiswa yang ikut pengukuhan saat ini.
Kedua, PPG kategori 1 angkatan 2 sebanyak 475, namun dalam perjalanannya, terdapat 18 mahasiswa undur diri dengan alasan kesehatan, dan alasan teknis lainnya, sehingga yang ikut perkuliahan hingga selesai sebanyak 457 mahasiswa.

“Dari 457 mahasiswa tersebut, tidak lulus ujian profesi sebanyak 23 mahasiswa, dan yang lulus sebanyak 434 mahasiswa, dan mereka sedang mengikuti pengukuhan pada hari ini,”ungkapnya.
Menurutnya, PPG Kategori 1 Angkatan 3 sebanyak 444 mahasiswa, undur diri 21 orang dengan alasan kesehatan, dan sebagainya, sehingga yang ikut perkuliahan hingga tuntas sebanyak 423 mahasiswa.
“Saat ini sedang mengikuti ujian komprehensif dan ujian profesi, yang sedang berlangsung sejak 17 Februari hingga 16 Maret 2024, ucapnya.
Dengan demikian, jumlah total mahasiswa yang ikut pengukuhan ini sebanyak 471 orang,
“Hadir langsung di sini sebanyak 223 orang, dan ikut secara virtual 248 orang. Peserta pengukuhan tersebut berasal dari 29 provinsi atau 120 Kabupaten/Kota se-Indonesia,” bebernya.
Dijelaskan, setiap angkatan pembelajaran, PPG Unkhair juga melakukan penilaian terhadap mahasiswa terbaik, di mana sistem penilaiannya berdasarkan pada aktivitas pembelajaran, tugas kedisiplinan, dan partisipatif.

“Berdasarkan hasil penilaian dari indikator tersebut, terdapat 10 orang peserta terbaik, terbaik ini hanya dikhususkan pada peserta angkatan 2 tahun 2023 atau Firstaker, dari 8 bidang studi,”katanya.
Kesempatan itu, Rektor Unkhair Dr. M. Ridha Ajam, M.Hum, menyampaikan sidang senat FKIP dalam rangka Pengukuhan Guru Profesional awal 2024, masih dilakukan secara Blanded atau Luring dan Daring/virtual.
“Kegiatan ini, memberi suasana khidmat, dan kesan mendalam bagi para peserta pengukuhan, karena telah meraih gelar Guru Profesional, setelah melewati tahapan pembelajaran, tentunya tak mudah dan sangat melelahkan, untuk satu tujuan yakni mencerdaskan anak bangsa demi masa depan Indonesia,”terang Rektor.
Unkhair, lanjut Rektor merupakan salah satu perguruan tinggi dari 130 LPTK penyelenggara PPG se-Indonesia berdasarkan Keputusan Mendikbudristek Nomor 367/E/O/2023 tertanggal 2 Mei 2023, Prodi PPG Unkhair dengan 14 Bidang Studi, 10 bidang Studi umum dan 4 Bidang Vokasi, yakni Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Kehutanan, Perikanan, dan Pengolahan Hasil Perikanan.

Adanya 14 bidang studi PPG tersebut, menuntut penguatan mutu dan peningkatan kualitas layanan pembelajaran yang berbasis pada inovasi. Pemerintah melalui Kemendikbudristek, terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan, termasuk tenaga kependidikan.
“Guru memegang peran kunci dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, karena gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik. Guru sebagai agen perubahan yang menjadikan peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, serta dari tidak paham menjadi paham,”katanya.
Dikatakan Rektor, program PPG dalam jabatan ini, dirancang secara sistematis dengan menerapkan prinsip mutu mulai dari seleksi, proses pembelajaran, penilaian, hingga uji kompetensi, guna menghasilkan guru masa depan yang profesional agar menghasilkan lulusan yang unggul, kompetitif, dan berkarakter, serta cinta tanah air.
“Besar harapan kepada para guru, bahwa program ini bukan hanya sekedar mendapat sertifikat dan tunjangan profesi. Namun adanya sertifikasi, menjadi spirit dan motivasi untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas, serta mampu menunjukan jati diri sebagai guru profesional yang bertanggung jawab,”jelasnya.
Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nomor. 1995/UN44.C3/LL/2024 tentang Penetapan Peserta Terbaik Pengukuhan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan FKIP Unkhair, terdiri dari Lia Nurmala, Bidang Studi Bahasa Inggris Dengan Nilai 384,62 , Provinsi Maluku Utara, Senywaty, Bidang Kehutanan dengan nilai 381,66, Provinsi Kalimantan Tengah, Muaimi Hi. Wahid, bidang biologi dengan nilai 380,99, Provinsi Maluku Utara.

Nur Asi, Bidang Pendidikan Guru Sekoah Dasar(PGSD) dengan Nilai 375,6 Provinsi Maluku Utara, Simon Sirene Sali, bidang Agriteknologi Pengolahan Hasil Pertanian, dengan nilai 375,14, Provinsi Papua Selatan, Fiyki Chafidhotuz Zahriyyana, bidang Penndidikan Guru Paud (PG-PAUD), dengan nilai 372,22 , Provinsi Jawa Timur, Erna Jumlan, bidang Fisika, dengan nilai 363,26, Provinsi Maluku Utara.
Selanjutnya, Murni, Bidang Matematika, dengan Nilai 361,76, Provinsi Maluku Utara, Mikhael Arbol, Bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dengan nilai 357,67, Provinsi Maluku, sma Abd. Samad, Bidang Bahasa Inggris, dengan nilai 366,94, Provinsi Maluku Utara, Delfia Way, Bidang Fisika, Dengan Nilai 351,89, Provinsi Barat Daya, Debby Helen Karinda, Bidang Bahasa Indonesia, dengan nilai 331,04, Provinsi Sulawesi Utara.
Dr. Ade Hairullah, M.Pd, dalam orasi ilmiah dengan judul “Guru Wilayah Kepulauan: Implementasi Kurikulum Merdeka Menuju Era Revolusi Industri 5.0″.
Menurutnya, pendidikan di wilayah kepulauan seringkali dikaitkan dengan keterbatasan aksebilitas, insfrastruktur dan rentan terhadap kondisi geografis yang sulit. Akibat jarak tempuh dari pulau ke pulau, dan minimnya transportasi, sehingga menyulitkan bagi guru dan peserta didik saat mengakses kebutuhan sekolah dengan baik.
Ketertinggalan pendidikan akibat kepulauan, memerlukan upaya kolaboratif berbagai pihak, yakni pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan sektor swasta, untuk mengatasi hambatan dan meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi semua penduduk.

Selanjutnya, pengembangan pendidikan, khususnya wilayah kepulauan di pengaruhi kondisi geografis pulau-pulau, membutuhkan solusi yang tepat. Berbagai solusi telah di upayakam oleh pemerintah, namun masih diperlukan alternatif pengembangan infrastruktur pendukung lainnya, sesuai kebutuhan untuk mengatasi kesenjangan.
Merdeka belajar di canangkan sebagai upaya mengubah dari teacher sentries mindset menjadi Colaborationcentris. Artinya tidak selalu guru menjadi sumber informasi, tapi siswa juga dapat melengkapinya melalui guru. Guru dan siswa bersama menjadi problem solver dalam proses pendidikan.
Era revolusi industry 5.0 merupakan proses kolaborasi antara manusia sebagai pusatnya (human-centered), dan teknologi dasarnya (technology based). Artinya pendidikan di Era revolusi industry 5.0 adalah proses pendidikan yang menitiberatkan pada pembangunan manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal, pengetahuan dan etik yang di topang oleh perkembangan teknologi modern.
“Pendidikan era 5.0, bisa berjalan maka pemerintah menyiapkan solusi untuk mengatasi problem-problem yang akan di hadapi pendidik dan tenaga kependidikan. Solusi tersebut berupa adanya konsep merdeka belajar yang dilengkapi dengan adanya kurikulum merdeka, guru penggerak dan sekolah penggerak sebagai jawaban atas datangnya era 5.0,” tutupnya. (Editor Tim Humas)*** Penulis; Fai dan Foto Chesa

