UNKHAIR, Universitas Khairun (Unkhair) menjadi tuan rumah LandSmart Campus Series Badan Bank Tanah Republik Indonesia, di Aula Nuku Rektorat Kampus II, Ternate.Kamis (27/11/2025).
Kegiatan ini menghadirkan dialog terbuka antara Badan Bank Tanah dan civitas akademika untuk memperkuat sinergi, sekaligus menyerap masukan dari kalangan kampus.
Acara tersebut diikuti ratusan mahasiswa dan dihadiri Deputi Perencanaan Strategis dan Pengadaan Tanah Badan Bank Tanah, Perdananto Aribowo, Sekretaris Badan Bank Tanah Jarot W. Wibowo, serta perwakilan Gubernur Maluku Utara. Hadir pula Rektor Unkhair Prof. Dr. Abdullah W. Jabid, SE., MM, para wakil rektor, dekan, kepala biro, kepala lembaga, serta pejabat struktural di lingkungan kampus.
Para narasumber yang hadir antara lain Kepala BPN Maluku Utara Stanly, pejabat Badan Bank Tanah Gatot Trihargo, Kepala Bappeda Maluku Utara Dr. Muhammad Sarmin S. Adam, serta akademisi Unkhair Prof. Dr. Husen Alting, SH., MH. Diskusi dimoderatori Kepala Bagian Divisi Perencanaan Strategis Badan Bank Tanah Sigit Nugroho.
Rektor Unkhair, Prof. Abdullah, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi kepada Badan Bank Tanah RI atas pemilihan Unkhair sebagai tuan rumah pelaksanaan LandSmart Campus Series.
Rektor menyebut kegiatan ini memiliki nilai strategis karena relevan dengan arah pembangunan dan penguatan tata kelola pertanahan di Maluku Utara.
“Kehadiran program LandSmart di kampus bukan hanya membawa pengetahuan, tetapi juga membuka ruang kolaborasi dan integrasi kebijakan yang memberi dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Kata Prof. Abdullah, Maluku Utara saat ini berada dalam fase akselerasi pembangunan di sektor industri, perikanan, pertambangan, hingga infrastruktur. Kondisi ini menuntut kepastian hukum dan tata kelola pertanahan yang kuat, transparan, dan berpihak kepada kepentingan publik.
Ia menegaskan bahwa keberadaan Badan Bank Tanah sangat relevan untuk mendukung pemerintah daerah, dunia usaha, sekaligus lembaga pendidikan tinggi.
Unkhair, lanjutnya, kini mengusung visi Kampus Berdampak, yang menuntut seluruh aktivitas Tridharma menghasilkan kontribusi nyata bagi masyarakat dan pembangunan di Maluku Utara. Salah satunya diwujudkan melalui penandatanganan MoU antara Unkhair dan Badan Bank Tanah.
“Forum seperti ini membuka peluang riset kolaboratif, kajian strategis, hingga pendampingan kebijakan berbasis evidence. Mahasiswa juga dapat memahami lebih konkret mekanisme kebijakan pertanahan nasional dan pengelolaan aset negara,” tambahnya.
Rektor berharap, seluruh peserta memanfaatkan kegiatan ini untuk memperkuat literasi pertanahan, menumbuhkan budaya akademik kritis, serta membangun generasi muda berintegritas dalam mengawal tata kelola pertanahan di masa depan.
Sementara itu, Deputi Perencanaan Strategis dan Pengadaan Tanah Badan Bank Tanah, Perdananto Aribowo, mengatakan lembaganya terus membuka ruang partisipasi publik, termasuk dari kampus, untuk memperkuat tata kelola pertanahan nasional.
Perdanto menyebut, Badan Bank Tanah meski telah bekerja empat tahun, masih tergolong lembaga baru sehingga membutuhkan kritik, saran, serta masukan konstruktif dari akademisi.
“Mandat Badan Bank Tanah mencakup pengelolaan tanah untuk kepentingan umum, sosial, hingga reforma agraria. Kegiatan di Unkhair bertujuan menyerap pikiran dan kritik dari mahasiswa serta civitas akademika agar kerja kami semakin optimal,” jelasnya.
Badan Bank Tanah, lanjutnya, secara konsisten melakukan perolehan dan pemanfaatan tanah untuk kepentingan negara. Karena itu, kemitraan dengan perguruan tinggi dinilai sangat strategis, terutama sebagai pusat riset yang dapat mendukung perencanaan ruang dan pemanfaatan aset.
Perdanto, ikut menjelaskan pengelolaan aset strategis di Maluku Utara, termasuk lahan 3.800 hektare Hak Pengelolaan Lahan (HPL) di Halmahera Selatan yang pemanfaatannya harus disinergikan dengan pemerintah daerah.
Selain itu, Maluku Utara kini menjadi bagian dari program prioritas hilirisasi komoditas perkebunan, khususnya kelapa. Sebelum kegiatan di Unkhair, Badan Bank Tanah telah mengadakan FGD bersama Gubernur Maluku Utara, membahas strategi hilirisasi kelapa yang dinilai memiliki potensi ekonomi besar.
“Hilirisasi kelapa harus terus didorong agar memberi nilai tambah dan dampak luas bagi masyarakat,” tegasnya.
Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Setda Provinsi Maluku Utara, Dr.Fachruddin Tukuboya, menilai kolaborasi antara Badan Bank Tanah dan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan pemanfaatan aset negara berjalan adil dan berpihak pada kelompok rentan.
Menurutnya, penataan lahan adat merupakan prioritas besar, dan pemerintah daerah siap mendukung proses identifikasi, verifikasi, serta penguatan status hukum lahan adat.
“Lahan negara harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat, terutama kelompok miskin dan komunitas adat,” tegasnya.
Kegiatan LandSmart Campus Series di Unkhair mendapat respons positif dari mahasiswa, dosen, hingga peneliti. Berbagai isu dibahas secara kritis, mulai dari konflik lahan, tata ruang, hingga strategi pengembangan hilirisasi komoditas lokal.
Badan Bank Tanah berharap kerja sama dengan perguruan tinggi dapat terus diperkuat untuk mewujudkan kebijakan pertanahan yang lebih inklusif, transparan, dan berkeadilan.*
_______________________________________
Penulis: Polo |Foto: Chessa dan Fai

