UNKHAIR, Mahasiswa Program Magister Ilmu Kelautan Universitas Khairun (Unkhair) mendalami sistem rantai pasok dan ekspor hasil perikanan nasional melalui kegiatan fieldtrip akademik di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung, Sulawesi Utara.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari, sejak 27 hingga 30 Oktober 2025 itu, menjadi bagian dari beberapa mata kuliah yang dirancang untuk memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap pengelolaan perikanan tangkap skala industri serta dinamika pelabuhan perikanan nasional.
Rombongan berjumlah 12 mahasiswa ini dipimpin Koordinator Program Studi Magister Ilmu Kelautan Unkhair, Prof. Dr. Muhammad Aris, S.Pi., MP, didampingi dua dosen pengampu mata kuliah, Dr. Irham, S.Pi., M.Si, dan Dr. Darmiyati Muksin, S.Pi., M.Si.
Dr. Darmiyati Muksin menjelaskan, setibanya di lokasi, rombongan mahasiswa disambut langsung oleh manajemen PPS Bitung. Pihak pengelola kemudian memaparkan profil pelabuhan, fasilitas utama, serta sistem pengelolaan hasil tangkapan ikan yang terintegrasi dengan industri pengolahan di kawasan Bitung.
Menurutnya, PPS Bitung memiliki peran strategis sebagai salah satu pusat pendaratan ikan terbesar di Indonesia Timur, khususnya untuk komoditas tuna, cakalang, dan tongkol.
“Mahasiswa juga mendapat penjelasan teknis tentang proses pendaratan ikan, pencatatan hasil tangkapan, sistem logistik dingin (cold chain system), hingga mekanisme ekspor,” jelasnya dalam rilis yang diterima Humas Unkhair, Sabtu (1/11/2025).
Rangkaian kunjungan lapangan turut mencakup perusahaan ekspor tuna PT. Benteng Laut Sejahtera, unit Tempat Pelelangan Ikan (TPI), fasilitas penyimpanan dingin, pabrik es, dan area docking kapal.
Melalui observasi langsung, mahasiswa memahami bagaimana operasi perikanan tangkap besar dijalankan secara efisien dengan memperhatikan aspek higienitas, ketertelusuran (traceability), dan keberlanjutan sumber daya laut.
Dr. Irham menyebut kegiatan ini menjadi jembatan antara teori dan praktik lapangan di sektor kelautan.
“Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kelautan diharapkan dapat melihat secara nyata bagaimana konsep fisheries management dan blue economy diterapkan dalam sistem pelabuhan perikanan modern,” ujarnya.
Pengalaman ini, tambah Dr. Irham, tidak hanya memperkaya wawasan akademik, tetapi juga membuka peluang riset di bidang efisiensi rantai dingin, penilaian stok ikan, serta mitigasi limbah industri perikanan.
“Prodi Magister Ilmu Kelautan Unkhair berkomitmen terus mendorong kegiatan lapangan yang aplikatif dan relevan dengan pembangunan kelautan berkelanjutan di Kawasan Timur Indonesia,” tandasnya.*
________________________________________
Rilis: FPIK |Editor: Polo |Foto: Ucok

