Rektor Universitas Khairun (Unkhair), Ternate Dr. M. Ridha Ajam, M. Hum kembali menitipkan pesan jadilah guru profesional di Pengukuhan 524 Guru Profesional Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan 2023. Pengukuhan itu di gelar secara daring, maupun luring, bertempat di Aula Banau Kampus I, Kelurahan Akehuda Kota Ternate Utara.
Peserta pengukuhan 524 PPG Dalam Jabatan, terdiri dari Bidang Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berjumlah 44 peserta, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) 209 peserta, Matematika 4 peserta, Fisika 47 peserta, Kimia 31 peserta, Biologi 33 peserta, Bahasa Inggeris 66 peserta, Bahasa Inggeris 34 peserta, dan PPKN berjumlah 56 peserta.
Rapat Terbuka Senat Fakultas Keguruan dan Ilmu Penidikan (FKIP) Pengukuhan PPG Dalam Jabatan tahun 2023, itu dihadiri, Wakil Rektor, Kepala Biro BAKP, Senat FKIP, Ketua Iakatan Keluarga Alumni (IKA) PPG, Guru Pamong, Pimpinan Daerah, Dekan, serta Dosen di lingkungan Universitas Khairun.
Dr. H. Said Hasan, M.Pd, Ketua PPG FKIP Unkhair, melaporkan secara nasional 2,9 juta guru se-Indonesia, hingga kini baru tersertifikasi berjumlah 1,433, artinya sebanyak 1.549 guru yang belum tersertifikasi. Untuk Provinsi Maluku Uatra sendiri, jumlah guru 23.371, dan baru disertifikasi 4.568, sehingga jumlah ini merupkan pekerjaan rumah masih begitu besar, serta menjadi tanggung jawab institusi, terutama FKIP Unkhair.
Lebih lanjut, dikatakan pengukuhan hari ini, berjumlah 524 peserta, terdiri dari 34 provinsi di Indonesia. PPG dari berbagai daerah tersebut, Unkhair dipercaya oleh Kemendikbudristek untuk pelaksanaan program PPG, sehingga dibutuhkan semangat dan kerja ekstra demi mewujudkan guru yang profesionalitas.

Menurutnya, pelaksanaan program PPG, pihaknya telah berikhtiar, dalam perjalanan PPG, salah satu diantara peserta sedianya hari ini bersama-sama mengikuti pengukuhan dengan lainnya, namun peserta berasal dari Desa Lalang, Kecamatan Kota Waringin Lama Provinsi Kalimantan Tengah, mendiang Alm. Agus Tialo, S.Pd, lebih dulu dipanggil oleh Allah SWT, Ia mengajak semua peserta mendoakannya.
Rektor Unkhair Dr. M. Ridha Ajam, M. Hum, menyampaikan, dalam sambutannya pengukuhan PPG ini sangat memberi suasana hikmat mendalam, termsuk bagi peserta PPG, pasca melewati tahapan pembelajaran program profesi guru di Unkhair.
Melalui Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Mei 2018 Unkhair dipercayakan untuk pembukaan program studi hanya di beri 10 bidang studi, kini berdasarkan Keputusan Menikbudristek Nomor. 367/E/0/2023 Tentang Ijin Pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Guru di lingkungan Unkhair, bertambah 4 bidang studi baru vokasi, kolaborasi, yakni Agribisnis Pengelolaan Hasil Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Pengelolaan Hasil Perikanan bekerjasama Fkultas Pertanian (Faperta), dan Fakultas Periknan, dan Ilmu Kelautan (FPIK).
Menurutnya, adanya penmbahan jumlah program PPG, itu menutut penguatan mutu penyelenggaraan, serta inovasi pembelajaran PPG melalui peningkatan layanan pembelajaran yang berbasis pada inovasi, dan tentunya perlu sejalan bersama pemerintah.

“Mengenai kualitas pembelajaran, harus di dukung oleh sarana, dan prasarana yang memadai, sehingga tahun ini, Unkhair telah merevitalisasi menambah unit Laboratorium Microteaching, 1 unit Smart Classroom, 1 unit Ruang Podcast, serta 1 unit Ruang Baca PPG”, ungkapnya.
Dari penyediaan sarana, dan Prasarana Unkhair, ini digunakan untuk mendukung layanan akademik, khususnya prgam studi PPG, termasuk para dosen, serta guru pamong terus berinovasi, dan berkolaborasi menghasilkan karya-karya terbaik demi kepentingan kemajuan bangsa.
“Adanya fasilitas ini, Insya Allah pembelajaran akan semakin baik, karena mahasiswa program profesi guru bersumber dari berbagai daerah di Indonesia”, katanya.
Sekitar 30 ribu guru di Maluku Utara, menurutnya baru terserap sebagai guru profesional 4 hingga 5 ribuan, sehingga peningkatan kualitas pendidikan tidak ada yang lebih baik, kecuali bekerjasama membangun relasi dengan pemerintah di daerah.
Rektor, berpesan para peserta yang telah memiliki sertifikat PPG, agar mampu mengimbangi dengan kompetensi yang mumpuni, baik life skill, kejujuran, kepercayaan, serta karakter yang kuat di tengah pesatnya perkembangan teknologi,_informasi.
Peserta pengukuhan PPG, baik yang mengikuti secara daring, maupun luring hendaknya, menjunjung tinggi nama baik almumater dengan penuh integritas, komitmen, dan dapat memberi umpan balik yang positif, guna perbaikan proses pembelajaran masa mendatang.
Diakhir sambutan, Ia berharap suatu saat, pengukuhan PPG semua bisa datang langsung, dan melihat langsung Unkhair, sebuah kampus yang mencetaknya menjadi guru profesional, serta keindahan Kota Ternate sebagai pusat episentrum kekuatan perekonomian dunia, jalur rempah kemaritiman.
Dr. Samsu Somadayo, M. Pd, dosen FKIP Unkhair, dalam Orasi Ilmiah mengusung judul, Pembelajaran Kreatif Multisektor untuk Mewujudkan Merdeka Belajar. Mengutip pemikiran Plato (Copleston, 2020), pendidikan adalah membuat manusia lebih baik, dan manusia ingin menjadi lebih baik, dipastikan segala tindakannya pastilah mulia. Menurutnya tugas penting bagi guru menunjukkan orang mulia hasil dari pendidikan.

Tak mudah menjadi diri lebih baik, maupun lebih mulia, sebab bagi guru dituntut kesungguhan sikap belajar dengan mengedepankan semangat tinggi, untuk memahami substansi pendidikan. Substansinya perlu diimplementasikan di ruang kelas, yang sering di sebut pembelajaran.
“Pembelajaran kreatif bisa menjadi solusi dalam mendidik diri, maupun peserta didik, untuk menjadi individu lebih baik: lebih pintar, lebih terampil, dan lebih berkarakter”, ungkapnya, sembari memberi pertanyaan, seperti apa pembelajaran kreatif?.
Baginya, pembelajaran kreatif di pahami, yakni sisi pertama, mengajar secara kreatif (creative teaching), Ke dua mengajar untuk kreativitas (teaching for creativity). Mengajar kreatif, menggambarkan guru dapat menggunakan pendekatan-pendekatan yang kreatif, serta imajinatif sehingga kegiatan pembelajaran makin menarik, menyenangkan, membangkitkan gairah, dan efektif, (Beetlestone, 2018).
Sementara, mengajar kreativitas, menurutnya berkaitan penggunaan bentuk pembelajaran yang ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik, agar berkemampuan berpikir, dan berperilaku kreatif dalam belajar. Kedua konsep, itu tak dapat dipisahkan.

Ia menyebut, mengajar kreatif dan mengajar kreativitas, mencakup seluruh karateristik pembelajaran yang baik (good learning and teaching), misalnya memotivasi, ekspektasi tinggi, kemampuan berkomunikasi, dan mendengarkan, kemampuan demi membangkitkan gairah belajar, inspiratif, kontekstual, konstruktivistik, dan sejenisnya.
Idealnya, dikatakannya pembelajaran kreatif mampu di implementasikan oleh guru, tidak saja untuk mengorganisir peserta didik di ruang kelas, tapi juga mengorganisir di ruang keluarga, dan ruang sosial masyarakat. Dari ke tiga ruang, baginya punya peran penting membentuk peserta didik menjadi individu yang selalu lebih baik dalam mewujudkan diri sebagai pribadi yang lebih baik: pribadi yang memiliki daya kreativitas yang tinggi.
Lebih lanjut, dikatakannya pembelajaran kreatif multisektor perlu dihadirkan, yaitu pembelajaran yang mampu diorganisasi guru di ruang kelas, keluarga, dan komunitas, atau masyarakat. Tiga sektor penting, inilah yang menentukan hasil belajar peserta didik, maka guru harus mampu menghadirkan pembelajaran kreatif di tiga sektor tersebut.
Dari sinilah, pembelajaran kreatif memosisikan peran guru dalam pendidikan di multisektor sebagai sahabat kelas, sebagai guru keluarga, dan penyuluh masyarakat, atau komunitas. Mengimplementasikan pembelajaran kreatif, mengajar guru memerankan dirinya sebagai sahabat para peserta didik yang akrab, dan menyenangkan.
Tentu saja, lanjutnya peran guru sebagai sahabat, guru keluarga, dan penyuluh masyarakat, maka guru akan terlibat penyelenggaraan pembelajaran kreatif di ruang kelas, keluarga, dan masyarakat yang memberi dampak lebih baik pada peserta didik kita. Dampaknya, lebih pintar, lebih terampil, dan lebih baik sebagai mana yang diidealkan oleh Plato.
Selain itu, guru juga mampu membangun kolaborasi dengan orang tua mendidik peserta didik, yang melahirkan keluarga penggerak. Serta, guru sudah mampu menjadi guru yang mampu menggerakan pendidikan di komunitas, atau masyarakat yang membangun komunitas penggerak.

Dr. Samsu Somadayo, M. Pd, menambahkan pembelajaran kreatif multisektor, bisa menjadi alternatif mewujudkan merdeka belajar yang sedang di perjuangkan bersama, sehingga gagasan Orasi ilmiah, ini memberi pengetahuan, inspirasi, serta motivasi untuk terus bergerak dalam kreativitas, guna mewujudkan merdeka belajar. Dengan demikian, belajar yang mampu menjadikan peserta didik lebih pintar, lebih terampil, lebih baik dan lebih mulia.
Dipenghujung orasi ilmiah, Ia mengutip pesan dua Tokoh terkenal, “Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka hidup bukan di jamanmu”, Ali Bin Abi Talib, dan “Barang Siapa Tidak Merasakan Pahitnya Belajar, Ia Akan Merasakan Hinanya Kebodohan Sepanjang Hidupnya,”, Imam Syafi. (Tim Humas)***