UNKHAIR — Universitas Khairun (Unkhair), Ternate dan Universitas Muhammadiyah Bulukumba (UMB), melakukan penandatanganan nota kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU), bertempat di kampus UMB Sulawesi Selatan, Sabtu (31/8/2024) kemarin.

MoU mengenai tri Dharma Perguruan tinggi dan implementasi program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) dalam rangka meningkatkan kualitas simber daya manusia (SDM).
Hadir dalam pertemuan Rektor Unkhair Dr. M. Ridha Ajam M.Hum, Wakil Rektor Rektor II, Bidang Umum, Kepegawaian, dan Keuangan Dr. Abdullah W Jabid, SE., MM, Dekan Fakultas Teknik Enda Harisun, ST., MT, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Prof. Dr. Abdu Mas’ud, S. Pd., M. Pd.
Selanjutnya, hadir jga Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Lily Ishak, M. Si., M. Nat., P. hD, serta Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Prof. Dr. Sundari, S. Pd., M. Pd.
Turut hadir dari Rektor Universitas Muhammadiyah Bulukumba, Dr. H. Jumase Basra M.Si, Kepala Urusan Internasional dan Kerjasama, Emirati S.Pd., M. Pd, serta jajarannya lain.
Rektor Unkhair, Dr. M. Ridha Ajam, M. Hum, dalam sambutannya, memperkenalkan ke delapan fakultas yang di miliki Unkhair, dan 52 program studi (Prodi). Jumlah tersebut cukup variatif sehingga memungkinkan bisa melakukan implementasi kerja sama dengan fakultas.

“Saya berharap kepada teman-teman khususnya berasal dari Makassar, sekali-kali pulang kampung dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh, seperti mengajar. Ini juga bagian dari implementasi kerja sama kita”, harap rektor.
Kata rektor, kerja sama ini mungkin ada penelitian kolaboratif yang spesifik di UMB atau Universitas Khairun di Ternate.
“Kebetulan hadir di sini, Ketua LPPM Unkhair, Prof. Dr. Sundari, S. Pd., M. Pd, yang sedang menggalakan penunjang kolaboratif, agar bisa ditindaklanjuti kerja sama”, katanya.
Kesempatan itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Bulukumba, Dr. H. Jumase Basra M.Si, menyambut bahagia kehadiran rektor Unkhair dan rombongan di kampus yang dikenal belum lama hadir di Kabupaten Bulukumba, Sulsel.
Kata rektor, UMB lahir di usianya baru masuk tahun ke lima, masih sangat sangat muda, dan kampus ini masih kategori balita. Namun dibalik itu sekolah tinggi ini boleh di bilang cukup dewasa, karena kehadirannya sejak 53 tahun sebagai peyangga utama perubahan.
Lanjutnya, dirinya dipercaya menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bulukumba periode 20213-2017. Selanjutnya periode ke dua tahun 2017-2021, kembali dipercaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2017-2021.
“Saat menjabat ketua sekolah tinggi oleh PP Muhammadiyah, salah satunya yang dapat diambil kesimpulannya saya di suruh bermimpi, dan mempi tersebut mewujudkan mengubah menjadi universitas”, ujarnya, mengkisahkan.
Di periode ke dua tersebut dalam perjalanan, alhamdulillah turun Surat Keputusan (SK)
perubahan status dari Sekolah Tinggi menjadi universitas, dan kesempatan yang sama pula dirinya diusulkan menjadi rektor pertama pada Universitas Muhammadiyah Bulukumba.
“Kini, saya menjabat rektor di kampus UMB ini hingga tahun 2027, dan itu gambaran singkat perjalanan Universitas Muhammadiyah Bulukumba”, tambah rektor, mengakhiri sambutannya.
Diketahui, sebagaimna tertuang dalam ruang lingkup nota kesepahaman antara Unkhair dan Universitas Muhammadiyah Bulukumba, meliputi; Pertama, penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pelatihan. Ke dua, pertukaran pelajar. Ke tiga, magang atau praktik kerja.
Kemudian, ke empat, asistensi mengajar. Ke lima, proyek kemanusiaan. Ke enam, kegiatan wirausaha. Ke enam, penyelenggaraan kegiatan ilmiah, kajian ilmiah, seminar dan lokakarya. Terakhir, membangun desa/kuliah kerja nyata tematik. (Kehumasan)* Mances, Makassar.