Unkhair dan BRIN Jalin Kerjasama

Unkhair. Pusat Riset Teknologi Keselamatan, Metrologi, dan Mutu Nuklir Organisasi Tenaga Nuklir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Program Pascasarjana Universitas Khairun, melaksanakan penandatangan kerjasama Memorandum Of Agrement (MOA) bidang penelitian radioaktivitas tritium dan radicesium di perairan laut Ternate.

Perjanjian kerjasama nomor:181/V/KS/05/2023/327/UN44.C8/KS.01/2023, dengan tujuan  perjanjian, ini sebagai dasar pelaksanaan kolaborasi penelitian, dan isi penandatanganan perjanjian tersebut, untuk mendapatkan data radioaktivitas tritium dan Cs-137 di perairan laut Ternate sebagai baseline data. Selain penandatanganan, pihak BRIN juga mengisi kuliah umum, dan doalog di Kampus II, Lantai 4 Gedung Aula Nuku Kel. Gambesi Kota Ternate, Senin (22/5/2023).

Wakil Direktur (Wadir) II Pascasarjana, Dr. Najamuddin, ST, M,Si, di sela penandatanganan kerjasama, mengungkapkan rencana riset kolaborasi Unkhair dengan BRIN, ini dilakukan sebagai inisiasi awal, mengingat pihak BRIN memiliki fasilitas memadai untuk mendukung progres riset kenukliran. Menurutnya, riset kolaborasi Unkhair dengan BRIN, ini dilakukan sebatas pengambilan data mendasar (database) dalam rangka memantau isu  pelepasan limbah nuklir di negeri matahari terbit, Jepang.

Pelepasan limbah nuklir, lanjut Wadir, diperkirakan akan berdampak ke beberapa Negara, termasuk Indonesia melalui perairan Samudera Pasifik, yakni Kota Ternate Provinsi Maluku Utara, dan perairan laut Jawa, “sample air laut beberapa titik yang menjadi jalur pembuangan, itu dianalisis seberapa besar kandungan nuklirnya”, jelasnya.

Unkhair bersama BRIN, menurut Wadir, akan menguji air laut yang mengandung tritium,  cilsium, salah satu radium nuklida pada reaktor nuklir yang rencananya menghasilkan  ribuan ton limbah, dampaknya pada tahun-tahun mendatang.

“Perlu riset mendasar, untuk mengetahui secara alami di perairan sebagaimana isu berkembang, sebelum dan sesudah limbah di buang. Selanjutnya dijadikan bahan evaluasi untuk durasi 5 hingga 10 tahun mendatang,”, jelasnya

Ke depan Wadir, berharap mengawali Memorandum Of Agrement (MOA), ini berlanjut di berbagai bidang, termasuk pertambangan, mengingat perusahaan yang bergerak di pertambangan jumlahnya cukup banyak di Provinsi Maluku Utara. “BRIN dengan Unkhair kerjasama tak hanya limbah nuklir saja, juga masalah pencemaran limbah logam berat yang dihasilkan perusahaan, dan manusia berpotensi terdampak,”harapnya.

Selanjutnya, Wadir II, mengatakan kerjasama awal ini membuka ruang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Unkhair, magang di labaoratorium milik BRIN, agar mahasiswa bisa berkompetitor dengan mahasiswa  di luar daerah, “untuk peningkatan komptensi mahasiswa bimbingan, maupun akhir studi,”katanya.

Turut hadir di acara tersebut, antara lain; Wakil Rektor I Unkhair, Dr. Hasan Hamid, M.Si, Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. Abdul Wahab Hasym, SE, M.Si, Dr.Najamuddin, ST, M.Si. sejumlah dekan, Kepala Pusat Teknologi Keselamatan, Metrologi, dan Mutu Nuklir (BRIN), Dr. Heru Prasetio, Rer. Biol. Hum, M. Si, Kordinator Kelompok Riset Radioekologi, Dr. Murdahayu Makmur, S.S.,M.T, serta Biro Hukum dan Kerjasama BRIN, Yati Suryati,S.Sos, M.Si, dan Andri Tambun, SH.(Humas)

Penulis: Imron / Foto     : Fadli