UNKHAIR-Upaya meningkatkan partisipasi pemilih Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku Utara kerjasama Universitas Khairun (Unkhair), Ternate menggelar KPU Goes to Campus, sekaligus nonton bareng (Nobar) Film “Kejarlah Janji”, bertempat di Aula Nuku, Kampus II Gambesi Kota Ternate Selatan, Sabtu, (28/10/2023).

Acara yang digelar berlangsung secara serentak di seluruh KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota se-Indonesia. Selain itu, sebanyak 150 mahasiswa ikut nobar film berdurasi 120 menit, itu dibintangi oleh aktris papan atas, seperti Ibnu Jamil, Cut Mini, Shenina Cinnamon, Bima Zeno, Thomas Rian, Theresia WD, Asriuni Pradipta, serta Irene Vista.
Bagaimana alur cerita film Kejarlah Janji?. Akan disimpulkan secara garis besarnya, film ini menceritakan terkait pemilihan kepada desa (Pilkades). Pilkades di susupi berbagai isu, dan pemilu yang disinggung seperti kisah film ini, misalnya serangan fajar, hingga politik dinasti. Dari beberapa isu kisah film tersebut di harapkan pemilih dapat melawan segala bentuk politik tradisional jelang Pemilu 2024, mendatang.

Rektor Universitas Khairun (Unkhair), Ternate Dr. M. Ridha Ajam, M. Hum dalam sambutan pembukannya menyampaikan apresiasi kepada KPU Provinsi Maluku Utara kerjasama Unkhair menyelenggarakkan sosialisasi bertepatan hari Sumpah Pemuda ke 95 dengan kelompok sasaran pemilih pemula (mahasiswa), agar memahami proses demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu), tahun 2024.
Selain itu, KPU Goes to Campus, menurutnya secara langsung negara memberi ruang kepada para kandidat bisa masuk ke kampus, atau melalui permintaan kepada berbagai calon, yakni calon legislatif, bupati, gubernur, termasuk calon presiden. Di beberapa kampus, ikut mengundang para calon, sebaliknya_ menolaknya, apapun itu alasannya, ini bagian dari pendidikan politik, dan bergantung kedewasaan cara pandang.
“Dari pendidikan politik, calon siapa saja yang layak untuk di pilih, dan pertimbangan kelayakan itu sesuai komitmen bersama mereka atas visi tentang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi di Provinsi Maluku Utara, agar kelak anak-anak bisa menikmati pendidikan lebih baik,”pungkasnya. Sembari mengajak mahasiswa sebelum menentukan pilihan mahasiswa perlu selektif menerima atau menolak berbagai calon.
Rektor menambahkan, nobar film berjudul “Kejarlah Janji”, adik-adik mahasiswa berjanji pada diri sendiri, memilih seorang calon menggunakan cara logis, sebelum memilih mempertimbngkan segala aspek, mahasiswa berjanji menolak menerima duit dari seorang calon yang tidak memiliki kapasitas, apalagi sekedar janji.
“Sebelumnya, pengen menolak KPU masuk di kmpus, namun adanya pertimbangan pendidikan politik, karena itu mari percaya kepada KPU, kalau KPU benar. Tugasnya menjaga dan menagih janji KPU akan bekerja dengan benar, tidak akan membela orang yang salah, atau mempertimbangkan hak-hak di luar kewenangannya sesuai aturan yang berlaku,”ujarnya.
Sementara itu, Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, KPU Provinsi Maluku Utara, Safrina Rahma Kamarudin, menyampaikan terimakasih kepada Rektor dan civitas akademika Universitas Khairun, telah menerima KPU untuk melakukan pemutaran film dengan melibatkan sejumlah mahasiswa.
Kerjasama ini, bukan kali terakhir, jelang tahapan pemilu tentunya kembli akan melakukan sosialisasi pendidikan untuk pemilih pemula di kampus ini. Terkait nobar film Kejarlah Janji ini, menceritakan sebuah keluarga, bagaimana memilih di pemilihan kepala desa, sedang Kades tersebut sudah pernah menjabat 2 periode, si Kades pengen menclonkan ke tiga kalinya, dan masih banyak lagi hal- hal yang terjadi sebagaimana di kisahkan film teresebut.
Nobar film ini, di harapkan dapat memberi pemahaman kepada mahasiswa, hoax, dan politik uang memang tidak baik. Selain itu data KPU, jumlah pemilih 900.53978 yang tersebar di 4.192 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sebelum kegiatan ini, Ia mengku berbincang dengan beberapa mahasiswa, ternyata sebagian besar sudah terdaftar di link online kpu.com.id, namun ada beberapa mahasiswa masih di bawa 17 tahun.
Lebih lanjut, dikatakannya berdasarkan klasifikasi generasi pemilih DPT, generasi Z jumlahnya cukup besar, Maluku Utara sendiri sejumlah 300.3727, tentunya jumlah ini sangat signifikan dari 900.53978 pemilih. Sedangkan pemilih milenial 291.474, selanjutnya Generasi X dari usia 41-56 tahun berjumlah 200.6421, dan sisanya baby boomers sangat sedikit.

Dari ke tiga generasi, ia menyebutnya generasi-generasi sangat dekat, sangat aktif dengan internet, dari data Kementrian Infokom, pengguna internet melebihi jumlah populasi manusia di Indonesia, artinya setiap dari satu orang memiliki lebih dari satu handphone dan rata-rata penggunaannya sekitar 7 lebih dalam sehari.
Lantas apa kaitannya, berkaitan dengan hoax, sebab ada banyak hoax akun-akun media sosial, dan kepada mahasiswa agar lebih bijak bermedsos, sebagai pemuda harapan bangsa, perlu menjadi pemuda yang cerdas memilih, artinya datang ke TPS benar-benar mandiri, tanpa intervensi dalam bentuk apapun, baik politik uang, tekanan, maupun hoax.
Diakhir sambutannya, Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Provinsi Maluku Utara, Safrina Rahma Kamarudin, berharap kepada mahasiswa, mari sama-sama menciptakan pemilihan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. (Tim Humas)***