UNKHAIR–Program Studi (Prodi) Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, menjadi tuan rumah dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Mainstreaming Implementasi Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSP) 2025-2045”.

FGD diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Non Government Organization (NGO) Forest Watch Indonesia (FWI) ini berlangsung di Aula Babullah, Kampus II Unkhair, Gambesi, Kota Ternate Selatan, Rabu (4/9/2024).
Dr. Andy Kurniawan, S. Hut., M. Sc., Koordinator Prodi Kehutanan Fakultas Pertanian Unkhair, menyampaikan bahwa diskusi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk membangun kolaborasi yang lebih kuat dalam upaya menjaga keanekaragaman hayati di Provinsi Maluku Utara.
“Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kerja sama lintas sektor dalam menjaga dan mengelola keanekaragaman hayati, yang sangat penting untuk keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di Maluku Utara,” ujar Dr. Andy.
FGD ini turut dihadiri oleh berbagai lembaga dan organisasi terkait, seperti Forest Watch Indonesia (FWI), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman), serta instansi pemerintah seperti Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku Utara, Balai DAS Akamalamo, dan Taman Nasional Ake Tajawe Lolo Bata.
Kehadiran para peserta dari berbagai sektor ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan pengelolaan keanekaragaman hayati di Maluku Utara.

Dr. Andy, juga mengungkapkan bahwa FGD ini merupakan bagian dari upaya lebih besar dalam merumuskan strategi pengelolaan keanekaragaman hayati yang akan diintegrasikan ke dalam rencana aksi nasional menuju Indonesia Emas 2045.
“Kami juga membahas berbagai isu dan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di Maluku Utara, serta merumuskan kebijakan dan strategi yang akan diterapkan di tingkat lokal,” tambahnya.
Selain itu, Dr. Andy menyoroti pentingnya menjaga flora dan fauna endemik Maluku Utara sebagai langkah pencegahan terhadap bencana alam.
“Dengan melestarikan keanekaragaman hayati, kita tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga memastikan keberlanjutan sumber daya alam untuk generasi mendatang,” tutupnya.
Acara ini diharapkan dapat menjadi pemicu kolaborasi yang lebih intensif antara berbagai pihak dalam menjaga dan mengelola keanekaragaman hayati di Provinsi Maluku Utara. (Kehumasan)*