UNKHAIR. Melalui Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Partai Gerindra, Kota Ternate Jamin Kolengsusu, bersama rombongan menyambangi Universitas Khairun (Unkhair), Ternate. Kehadiran Gerindra melakukan klarifikasi terhadap penurunan paksa spanduk (baliho) di lingkungan Unkhair oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), pekan lalu.
Ketua DPC Partai Gerindra, Jamin Kolengsusu di dampingi, pengurus yakni, Ketua Badan Saksi, Yusup Amin, dan ke dua anggota Gerindra, Mumtasir Abdulatif, sert Halik M. Saleh, S. Ag, menemui langsung Wakil Rektor III, Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni, Unkhair diruang kerjanya, Senin, 9/10/2023.
Penertiban baliho di lakukan BEM Unkhir tersebut berawal dari adanya informasi di beberapa media, cetak maupun online. Sementara pertemuan, itu berlangsung sekitar 20 menit, membahas terkait baliho belakangan diketahui milik salah satu Calon Anggota DPRD Dapil II Kota Ternate, Partai Gerindra Halik M. Saleh, S.Ag. Baliho itu, juga disandingkan dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto (Calon Presiden RI), disertai tulisan “Torang Samua PRABOWO”.
Sebagai akibatnya, kecaman, sekaligus penurunan paksa baliho oleh BEM Unkhair. Baliho tersebut di nilai Presiden BEM, Junaidi Ibrahim (Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro), melanggar konstitusi, pasal 280 Ayat (1) huruf (h) Undang-undang Pemilu.
Mendengar informasi dari masyarakat tentang adanya pemberitaan, dan beredarnya informasi menyudutkan, membuat Ketua DPC Partai Gerindra, Jamin Kolengsusu melakukan pertemuan internal serempak, melibatkan semua unsur pengurus di semua level, untuk mencari tau, di mana letak, apa permasalahannya, hingga terjadi pencopotan salah satu alat peraga sosialisasi partai politik, milik Gerindra.
“Kami melakukan pertemuan terkait penurunan baliho dengan menginstruksikan secara resmi kepda semua pengurus, dan kaders Gerindra, agar pemasangan baliho dapat melaporkan titik lokasi dari keeberadaan baliho, agar tidak menimbulkan masalah, sehingga segera harus ditangani sesuai prosedur, dan tengah melakukan klarifikasi, dan permintaan maaf kepada Unkhair,” Ujar Ketua DPC Gerindra.
Lanjut Jamin menambahkan setelah ditelusuri terkait kebenaran informasi di lapangan, ternyata terbukti, pemasangan baliho tersebut masuk di wilayah lingkungan Unkhair, pemasangan baliho tersebut Jamin mengaku bukan dilakukan kaders Partai Gerindra, tapi masyarakat, pendukung salah satu Calon Legislatif (Caleg), dan dilakukan tanpa unsur kesengajaan.
Di akhir klarifikasi, Jamin mengapresiasai kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa Unkhair, teruslah menjadi mahasiswa penegak hukum, juga diharapkan dapat mengontrol ke 18 Parpol. Sebab, menurutnya kampus, ini tempatnya masyarakat intelektual. Dari kejadian tersebut, akan dijadikan sebagai sebuah pembelajaran berharga bagi diri, dan Partai Gerindra, khususnya DPC Gerindra di Kota Ternate.
Wakil Rektor III, Abdul Kadir Kamaluddin, SP, M. Si, menyambut baik kehadiran Partai Gerindra ke Unkhair, dalam rangka klarifikasi, dan permintaan maaf. Di hadapan rombongan Partai Gerindra, Warek mengatakan, sebelumnya telah menemui BEM Unkhair, dan menurutnya penurunan baliho yang dilakukan oleh BEM sama sekali tidak ada unsur politis. Walau memang sedianya penertiban baliho merupakan ranah dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
Selain itu, Warek mengingatkan kepada Partai Gerindra, dan Parpol lainnya, agar melakukan pemasangan baliho dapat memastikan batas wilayah kampus. Menurutnya pemasangan spanduk/baliho telah di atur oleh konstitusi, walaupun tidak ada larangan Parpol melakukan debat di lingkungan kampus, tapi sesuai aturan yang berlaku.
Apalagi, tambah Warek Parpol mestinya mampu membedakan mana wilayah kampus atau sebaliknya. Ia mencontohkan, beberapa kampus, misalnya Kampus Politeknik, berbeda dengan Unkhair, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN), Universitas Muhammadiyah (UMMU), dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), memiliki tanah yang luas, sehingga berhati-hati dalam melakukan pemasangan alat peraga sosialisasi Parpol.
“Kebanyakan dari mereka menyangka pemasangan baliho di samping rumahnya, malah masuk ke wilayah kampus. Justeru berbeda jauh dengan luas wilayah di miliki beberapa kampus di Kota Ternate. Perlu memastikan tempat, dan tidak masuk ke wilayah yang di atur oleh perundang-undangan,”tuturnya.
Dia mengatakan, apa yang dilakukan Partai Gerindra dengan mendatangi Unkhair, merupakan bukti sikap kedewasaan bagaimana menyelesaikan sebuah persoalan, sehingga Warek memberi apresiasi bahwa setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan klarifikasi, tapi harus tetap menjaga rasa dan juga komunikasi yang baik dengan berbagai pihak. Pertemuan ini dilakukan untuk menjaga supaya tidak terjadi salah paham dari ke dua belah pihak, Parpol dengan Unkhair.
Kesimpulannya, dari pertemuan ini adanya klarifikasi Paratai Gerindra ke Unkhair, agar tidak ada yang dirugikan, sebab kampus ini bersih dari keberpihakan. Hari ini Partai Gerinda mendatangi Unkhair selain menyampaikan klrafikasi, juga memastikan Unkhair tak ikut dalam politik praktis, apalagi berafiliasi dengan parpol, (Tim Humas)***