UNKHAIR-Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA), dan Pertukran Mahasiswa Merdeka (PMM), sebuah program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang memberi kesempatan kepada mahasiswa kuliah, baik dalam maupun di luar negeri.
Universitas Khairun (Unkhair), Ternate sukses mengirimkan mahasiswa terbaiknya ke berbagai universitas besar, baik dalam, maupun luar negeri, sebagai bukti keseriusan atas prestasi akademik. Salah satu mahasiswa Unkhair, berhasil mengikuti program PMM3 2023 di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Jawa Tengah (Jateng). Sebut saja Intan Nuraini Ngabilo.
Mahasiswi semester 6, ini dari Program Studi (Prodi) Sastra Inggeris Fakultas Ilmu Budaya (FIB), menjalani perkuliah selama satu semester, dan Mughira Alfatieh Mile mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggeris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unkhair, berhasil lolos mengikuti program IISMA tahun 2023 di Palacky Unversity Olomouc, Republik Ceko.
Intan Nuraini Ngabilo, satu dari 143 mahasiswa outbound PMM3 Unkhair, bagikan pengalaman pada acara penyambutan peserta Indbound Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4 tahun 2024, dan Outbound PMM 3 tahun 2023, bertempat di Lt. 4 Aula Nuku, Rektorat Kampus II, Gambesi Kota Ternate Selatan.
Program ini diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai daerah, pada penyambutan, mereka mengenakan baju adat daerah asal masing-masing. Selain itu, acara yang dikenal dengan moto “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya”, juga menampilkan kontes busana daerah, dan berbagai tarian.
Intan Nuraini Ngabilo, menceritakan pengalaman selama mengikuti program PMM di Unsoed, membuatnya banyak mengetahui hal baru, dan bermanfaat bagi mahasiswa dalam pengembangan diri. “Di awal, saya belajar menyesuaikan dengan ragam budaya, dan bahasa, sehingga membuat saya kembali sadar seberapa kaya Indonesia,” ucapnya.
Mahasiswi perwakilan Unkhair tersebut mengaku selama mengikuti PMM3 mendapatkan pengaruh luar biasa, mengenai sudut pandang terkait indahnya keberagaman, tentunya saja di balik hal positif, juga mengalami pengalaman pemikiran yang kurang menyenangkan, semoga teman-teman mahasiswa PMM4, lebih jauh memahami kultur di Maluku Utara.
Lebih lanjut, teman-teman mahasiswa PMM3 indbound, pelajari dahulu sebelum ke daerah, sebab selama berada di Unsoed, saat memperkenalkan daerah asal, anehnya teman se-angkatan, justeru tidak bisa mebedakan Provinsi Maluku dengan Provinsi Malut, karena minim pengetahuan budaya dari daerah.
Menurutnya, PMM memberi pengalaman tersendiri, sehingga mungkin teman-teman memiliki pemikiran yang sama, bahwa program PMM merupakan wadah yang sangat luar biasa, kesempatan mengenalkan provinsi tercinta ke luar daerah, sehingga Provinsi Malut juga dikenal, sebuah provinsi yang di beri julukan provinsi paling bahagia.
Ia berharap, teman-teman yang inbound di Unkhair, dapat pengalaman menyenangkan selama menjalani kuliah, hingga kelak kembali ke daerah dengan kesan yang positif.
Sementara itu, Mughira Alfatieh Mile mahasiswa Unkhair, PMM tahun 2022 Universitas Negeri Malang (UM), peserta yang baru kembali ke Indonesia, mengikuti program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di Palacky Unversity Olomouc, Republik Ceko.
Pengalamannya selama berada di luar negeri, mengalami culture shock di mana ia terkejut berhadapan dengan budaya baru, dan fisik manusia yang berbeda-beda. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggeris FKIP, ini satu diantara 50 peserta di berbagai belahan dunia, menceritakan pengalaman asing awal di Republik Ceko.
Anak dari Yusuf Mile, dan Rasmina Basyir, menyampaikan rasa syukurnya, adanya program IISMA tersebut bisa ke luar negeri, dan banyak pengalaman yang benar-benar berbeda dengan Indonesia.
Selanjutnya, Ia membagi pengalaman bersama peserta PMM4, bagaimana cara untuk lolos pada program IISMA di Republik Ceko. Sebelumnya, mendapatkan laman dari UM, saat sedang mengikuti PMM2, dan memotivasinya mencoba seleksi ikut program ini.
Alhamdulillah, berkat bantuan dosen, dan beberapa kerabat mahasiswa internasional, 16 September tahun 2023 tepatnya di umumkan dinyatakan lolos ke luas negeri bersamaan musim dingin di Republik Ceko. Begitu tiba, menggembirakan, bisa melihat langsung pemandangan yang benar-benar berbeda dengan Indonesia, apalagi aspek bahasa sangat sulit, namun semua di atasi dengan beradabtasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, penasaran, bagaimana model pembelajaran di Palacky Unversity Olomouc, Republik Ceko. Apakah berbeda dengan Indonesia, selama mengikuti pembelajaran tak jauh beda dengan Indonesia, misalnya presentasi, tugas kelompok, dan diskusi. Namun yang membedakan mahasiswa di sana sangat berpikir kritis, wawasan sangat luas, sebab motivasinya, belajar sangat tinggi, dan ikut mendorong semangat belajar.
Jarak tempuh dari tempat tinggal dengan kampus, harus menempuh 3 jam dengan tumpangan kereta, dari Ibu Kota Praha, kota-nya para pelajar, sebab, kebanyakan di huni mahasiswa dari negara-negara, misalnya Jepang, Australia, Spanyol, dan Amerika.
Selain kegiatan pembelajaran, Ia juga mengikuti kegiatan yang dilaksanakan Eropean Commonity Action Scheme For The Mobility Of University Students (Erasmus), sebuah organisasi mahasiswa Eropa, yang bekerjasama dengan IISMA, dalam rangka mewujudkan memperkenalkan para pahlawan Indonesia, dan batik kepada seluruh dunia.
Selain kegiatan akademik, tiba weekend, berbeda dengan program PMM, sebagaimana tercantum dalam modul nusantara, mahasiswa di beri kesempatan jalan-jalan mengunjungi wisata, mengenal berbagai potensi, sementara program IISMA, di hari libur, Sabtu, dan Minggu tidak ada kegiatan, kecuali mengunjungi negara-negara lain.
“Negara yang sudah saya kunjungi, antara lain Jerman, Australia, Spanyol, Nurwegia, dan sekitar 14 negara lainnya, sebab ada yang mengatakan, kalau anda berhasil membuka pintu ke luar negeri, maka pintu lain ikut terbuka, dan itu saya rasakan,”ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya juga terlibat mengikuti beberapa aktifitas, seperti selain kegiatan kampus, juga mengunjungi tempat bernama Routenote, bertepatan kuliah sejarah, memberi kesempatan mengeksplor bersama dosen, mewawancarai tentang budaya-budaya Republik Ceko.
Akhirnya, kesan saat meninggalkan negara Republik Cheko, perasaan sedih bercampur haru, harus kembali ke Indonesia, dan kesan luar biasa di sana benar-benar merasakan dunia pendidikan sangat berbeda. (Editor Tim Humas), Penulis; Fai, Fotografer; Chesa.