Humas Gelar Sosialisasi Bursa Kerja kepada Mahasiswa dan Alumni Unkhair

Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Biro Umum Kepegawaian dan Keuangan (BUKK) Universitas Khairun (Unkhair), Ternate menggelar sosialisasi bursa kerja diikuti oleh para mahasiswa dan alumni di lingkungan Unkhair. Acara ini berlangsung di Lantai 4 Aula Nuku, Gedung Rektorat Kampus II, Gambesi Kota Ternate Selatan, Selasa, (07/11/2023).

Pemaparan Materi Sosialisasi Bursa Tenaga Kerja (Dok. Humas)

Kegiatan kali ini menghadirkan narasumber, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Ternate, Dra. Hj. Nuraini Nawawi, MM, dan Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakrtrans Provinsi Maluku Utara, Dra. Irnawaty Dahman, yang di pandu oleh Arman Adam, SH, dengan mengusung tema “Sosialisasi Bursa Tenaga Kerja untuk Para Mahasiswa dan Alumni,”.

Wakil Rektor III, Bidang Kerjasama, Kemahasiswaan dan Alumni, Abdul Kadir Kamaluddin, SP., M. Si, dalam sambutannya, mengapresiasi kepada Kepala Biro Umum Kepegawaian, dan Keuangan (BUKK), Muhammad Tahir Abd Kadir, SH yang sukses memfasilitasi mahasiswa dan alumni untuk mengikuti sosialisasi bursa kerja, sehingga kegiatan ini dapat membantu kerja-kerja pada bidangnya, yakni mahasiswa dan alumni.

Lebih lanjut, dikatakannya mahasiswa dulu, dan di eranya berbeda, usai menyelesaikan studi di Unkhair, kesannya di biarkan begitu saja, kini para mahasiswa setelah mengenyam pendidikan akan dilakukan pemantauan, bahkan para alumni di data, baik yang sudah, maupun belum bekerja.

“Di era kami, mahasiswa sejak terdaftar, hingga menjadi alumni terpantau, hanya saja kendalanya dilakukan pendataan dari para alumni masih merahasiakan besaran gaji dengan alasan rahasia perusahaan di mana ia bekerja, serta sebagian dari mereka tidak jujur dalam pengisian formulir yang disiapkan, “ ujarnya.

Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Saat Kegiatan Sosialisasi (Dok. Humas)

Kegiatan ini, selain membantu tupoksi di bidangnya, juga dapat menambah pengetahuan, dan memberi inforamasi bagi mahasiswa, serta alumni dari proses menyiapkan diri, melamar pekerjaan. Ia menekankan kepada peserta sosialisasi bursa tenaga kerja tak hanya para alumni yang mengatur rencana, tapi mahasiswa, juga sejak dini membuat planning ke mana ia akan melamar pekerjaan.

“Dari sosialisasi ini memberi informasi bursa kerja, dengan cara mengetahui melalui link atau job fair yang di bentuk secara internal,” pungkasnya

Para alumni Unkhair, tahun sebelumnya rata-rata bekerja di perusahaan pertambangan, dan sebagiannya lagi di perusahaan lain, yang tersebar di Maluku Utara. Selain itu, katanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Unkhair, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja.

Unkhair terus dorong program MBKM, sebab dianggap sangat membantu para mahasiswa berpengalaman, dan memiliki skill, sehingga mempermudah dalam memperoleh pekerjaan. Hasil studi banding di Batam, para pekerja di beberapa perusahaan, ternyata tak hanya mengandalkan ijazah, namun perlu skill.

“Di butuhkan perusahaan, rata-rata memiliki skill, sehingga banyak ketersediaan pendidikan non formal, dan sejumlah pelatihan untuk mendukung soft skill dari seorang calon pelamar kerja. Tak cukup pendidikan formal, perlu sertifikat, nasional, maupun internasional,” jelas Ko Dul, sapaan akrab Warek, Abdul Kadir Kamaluddin, SP., M. Si.

Ia, juga mengajak kepada peserta, sejak dini mengikuti berbagai kegitan, dengan melibatkan diri pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), serta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakkan Unkhair, dari situlah mahasiswa mengembangkan keterampilan berwirausaha.

“Keberhasilan tak mesti memulai dari hal besar, tapi kesuksesan biasanya berawal dari hal-hal kecil, melalui sosialisasi bursa tenaga kerja, ke depan mahasiswa dan alumni dapat mengakses informasi tentang tenaga kerjaan, “ tutupnya.

Kepala Disnaker Kota Ternate, Dra. Hj. Nuraini Nawawi, MM, dalam pemaparannya, mengatakan terkait bursa kerja, mahasiswa sejak dini punya mimpi, dan fokus terhadap perkuliahan. Di Abad ini, milenial semua  konsentrasi ke informasi teknologi, baik ekonomian, pertanian, serta akuntansian sesuai perkembangan jaman.

Soft skill erat kaitannya dengan alumni mampuh bersaing dengan berbagai alumni berbagai perguruan tinggi lainnya. Kemampuan para alumni ditentukan oleh seberapa serius mahasiswa belajar jurusan digelutinya, sehingga begitu pertanyaan di ajukan oleh dunia kerja, apa pengertian akuntansi misalnya bisa di jawab dengan benar.

Menurutnya, melalui Pemerintah Disnaker Kota Ternate mencatat belakangan, angka lowongan pekerjaan (Loker) paling tinggi di minati adalah industri, yakni 25 ribu, dan don’t have the ability sesui permintaan perusahaan. Sementara yang lulus di angka 200-300 pelamar, ini tak berbanding dengan ketersediaan loker.

Sekedar inormasi loker selain industri, kebutuhan kedokteran, keperawatan, dan kebidanan permintaan negara lain, juga banyak, pihaknya belum lama ini memfasilitasi salah satu Rumah Sakit di Riyadh, Ibukota Arab Saudi melakukan seleksi langsung, dari 40 pelamar, hanya 18 orang dinyatakan lulus seleksi.

“Dari sekian loker itu paling penting adalah kemampuan berbahasa asing (inggeris), karen itu diharapkan kepada mahasiswa, dan alumni selain memiliki kemampuan keilmuannya, juga bisa berbahasa internasional,” katanya.

Ia juga berharap kepada Unkhair, agar dapat berkolaborasi dengan pemerintah, membentuk Bursa Kerja Khusus (BKK), sebuah lembaga di bentuk berbagai Sekolah Menengah Kejuruan Negeri, dan perguruan tinggi, sebagai unit pelaksana memberi pelayanan, serta informasi loker kepada para alumni pencari kerja, adanya lembaga ini berperan, yakni pemasaran, penyaluran dan penempatan tenaga kerja, sebagai mitra Disnaker.

“Secara teknis, syarat dan pembentukan BKK, Unkhair dapat mengajukan permohonan ke Disnaker Kota Ternate, berkolaborasi dengan pemerintah, dan bisa menyalurkan tenaga kerja, dan informasi loker tak hanya di daerah, tapi secara nasional, maupun internasional,” harapnya.

Sementara itu, Kabid Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakrtrans Malut, Dra. Irnawaty Dahman, menjelaskan sosialisasi kali ini, diharpkan dapat memberi informasi kepada perguruan tinggi, terkait bursa tenaga kerja, yang belakangan isunya keterbatasan pekerjaan sektor formal, sebab lulusan mahasiswa kampus formal tak menjamin kerja formal.

Masa depan bangsa bergantung dari generasi kini, bangsa ini sedang mengalami bonus demografi, artinya usia produktif lebih tinggi dari non produktif, dan jika negara maupun daerah tak memanfaatkan usia produktif secara optimal, maka akan tinggal landas, sebaliknya pengelolaannya benar, otomatis negara ini akan diperhitungkan di kancah internasional.

Data menunjukkan, di level asia, Indonesia rendahnya produktifitas. Alasannya, disiplin, kurang konsisten dengan waktu, dan produktif, kurang memanfaatkan waktu menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dari alasan ini, negara dianggap oleh negara lain tidak produktif, sehingga menyebabkan tenaga kerja Indonesia tidak bertahan dengan dunia kerja asing.

“Negara Singapura, Thailand, dan Malaisyah produktifitasnya di atas Indonesia, sehingga Disnaker setiap saat harus menyelenggarakkan pelatihan peningkatan produktifitas bagi perusahaan besar, kecil maupun UMKM,” pungkasnya. Sembari menyarankan kepada mahasiswa melatih leadership pada kegiatan organisasi kemahasiswaan.

Malut sendiri, menurutnya keinginan para pencari kerja rata-rata lebih cenderung melamar sebagai ASN, TNI, dan Polri. Sementara gaji lebih tinggi pekerjaan swasta, apalagi industri, sehingga di butuhkan dari para alumni lebih profesional memanage mindset mengubah keinginannya melamar kerjaan formal.

4,6 persen atau setara dengan angka 29 ribu pengangguran di Malut, dari angka pengangguran ini, membuat Disnaker terus mencari formulasi mendorong, agar sektor informal juga bisa menjadi salah satu minat dari para pencari kerja.

Lebih lanjut, dikatakannya Disnaker terus mengembangkan generasi yang bisa berwirausaha secara mandiri, selain itu, salah satu munculnya pengangguran, kurangnya respon terhadap era digitalisasi, sehingga perlu memanfaatkan digitalisasi mendatangkan pendapatan.

Diakhir pemaparan, ia berharap, para alumni Unkhair tidak kalah saing dengan alumni pergurun tinggi di luar Malut, sebab dari sisi dosen, kampus ini juga memiliki dosen yang berkualifaid. (Tim Humas)***