UNKHAIR-Melalui dana hibah Pemajuan Kebudayaan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI dengan Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Khairun, Ternate menggelar Workshop menulis biografi, yang bertajuk Penulisan Biografi dalam Upaya Mendukung Budaya Kreatif bagi Generasi Muda. Acara ini berlangsung di Lantai 4 Aula Nuku, Kampus II Gambesi, Kota Ternate Selatan.

Workshop tersebut di hadiri, Koordinator Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Kahirun (Unkhair), Ternate Jainul Yusup, S.S., M.Hum, Perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI, Dinar, S.Sos, Moderator Petra Wahyu Utama, M. Hum, narasumber dari akademisi dan penulis, Rahmi Djafar, M.Pd, Sri Haryati Putri, M.Hum, serta mahasiswa ilmu sejarah.
Koordinator Prodi Sejarah FIB Unkhair, Jainul Yusup, S.S., M.Hum, dalam sambutannya, mengapresiasi kegiatan workshop yang diinisiasi para dosen Prodi Sejarah FIB Unkhair, yang di dukung oleh BPK Wilayah XXI. Kegiatan ini merupkan wadah bibit, penulis muda, terutama penulis biografi, dan kegiatan ini perlu digelar setiap tahunnya.
Workshop penulisan biografi, ini salah satu agenda penting dari teman-teman dosen FIB, terutama Program Studi Ilmu Sejarah bekerjasama BPK Wilayah XXI dengan Unkhair, sehingga program BPK, ini bentuk kolaborasi meningkatkan minat penulisan mahasiswa tentang biografi.
Menurutnya, jika ditelisik lebih jauh, mengenai penulisan biografi, ini berangkat dari Romawi Kuno, misalnya sudah tertulis biografi, di mana di jaman itu masih berupa tulisan-tulisan, foto-foto yang di pamer, mencerminkan tokoh-tokoh, tapi paling populer biografi ini ketika pada abad ke 18 tahun 1795, biografi mulai gencar.
Sedangkan motode penulisan biografi sendiri, menurutnya sangat ribet, perlu meneliti dengan mendatangi seorang tokoh, mewawancarai, dan menelusuri masa kecil dulu, remaja, puncak kejayaannya hingga tokoh tersebut tutup usia.
Biografi ini bentuk tokoh istimewa yang di tulis orang lain. Lain lagi biografi ditulis sendiri. Berbeda biografi menelusuri Maluku Utara, masih sangat minim, dan penulisan biografi bisa saja dituliskan di buku, media dan masih banyak lagi.
Tetapi pada penulisannya simpel, poin-poin di rilis, dan disingkat, berbeda dengan buku, perlu melakukan penelusuran, jejaknya, dan puncak kejayaannya.
Lebih lanjut, diktakannya sejumlah tokoh sejarah di Ternate, dari sekian banyak Sultan, para dosen yang menuliskan biografi Kesultanan, salah satunya di tulis oleh Mantan Ketua Prodi, Alm. Arnita Djafaar Irza, di bukukan tahun 2005, yang diberi judul “Dari Moloku Kie Raha Ke Negara Federal: Biografi Sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah”. Selain itu, ada banyak dosen juga yang menulis, tapi sebatas biogrfi singkat.
“Tugas bersama FIB kini, bagaimana membuat biografi dari sejumlah kesultanan,”katanya.
Penulisan biografi ini, juga salah agenda penting dari Prodi Seajarah, sebab selalu diperhadapkan dengan ivent penulisan biografi tentang tokoh lokal se-nusantara di level lokal, regional, maupun nasional. Workshop ini juga dilakukan mengingat penulis dari FIB Unkhair masih di angka 10 persen.
Peserta Workshop di Aula Nuku (Dok. Humas)
Diakhir sambutannya, Ia berharap kegiatan ini, menjadi daya dorong mahasiswa menulis biografi tokoh lokal Maluku Utara, yang belum banyak ditulis.
Ketua Panitia Pelaksana, Sri Haryati Putri, S.Hum., M.Hum, mengungkapkan, Workshop Penulisan Biografi, melalui Dana Hibah Pemajuan BPK Wilayah XXI, bertujuan memperkenalkan, dan melatih mahasiswa dapat menulis biografi dengan benar. “Sasarannya mahasiswa lebih giat menulis, tentunya workshop ini mendorong anak muda menulis,”ungkpnya
Lebih lanjut, dikatakannya literasi di kalangan anak muda, termasuk mahasiswa makin minim. Adanya pelatihan penulisan biografi, ini diharapkan dapat meningkatkan literasi, agar menghasilakan sebuah karya, pasca latihan penulisan, melalui group whatsapp akan dilakukan pendampingan terhadap mahasiswa pada setiap bulannya,”ujar Sri Haryati Putri, S.Hum., M.Hum, juga dosen Ilmu Sejarah Unkhair.
Sementara, itu Rahmi Djafar, salah satu narasumber workshop, menyampaikan materinya, seorang penulis biografi butuh tips, yakni memilih tokoh menarik, diangkat kisanya, sebelum menulis biografi sejarah perlu melakukan riset mendalam, agar mengetahui fakta menarik dari tokoh yang ditulis.
Selanjutnya, Ia menjelaskan penulis dapat mengumpulkan informasi mengenai tokoh, agar menarik segmentasi pembaca, perlu diperhatikan dari seorang penulis, penggunaan bahasa yang sederhana. Menurutnya, banyak orang punya kemampuan berbicara, namun kesulitan menulis.
“Kunci seorang penulis handal adalah memperkuat literasi, membuat tulisan biografi yang gampang di cerna, perlu menggunakan gaya future, cara ini menarik perhatian segmentasi,”jelasnya.
Menulis biografi, menurutnya penting, sebagai wadah edukasi generasi, mulai dari kisah keteladanan, peran, dan perjuangan tokoh penting dari gerakan sosial. Lebih lanjut, penulis butuh pengayaan berkosakata, tentunya lebih giat membaca, sehingga dapat memperkaya diksi.
“Di Malut, banyak tokoh memiliki kisah heroik, tentu ini menjadi bahan yang bisa digarap. Intinya menjadi seorang penulis butuh banyak belajar, jangan takut untuk mencoba, karena menjadi penulis tak mudah, meski belajar dari dasar,”jelasnya.
Pamong Budaya Pertama BPK Wilayah XXI, Dinar, S.Sos, ketika di sela-sela acara workshop, mengatakan kegiatan workshop penulisan Biografi, merupkan rangkaian kegiatan pemajuan kebudayaan, bantuan budgeting oleh BPK Wilayah XXI, dana hibah ini bersumber dari Kemendikbudristek RI.
“Dana hibah ini diperuntukan para akademisi, maupun pelaku budaya dalam melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi perlindungan budaya, serta sejarah, ini wujud dari upaya pelestarian budaya-sejarah,” tutupnya. (Tim Humas)***