UNKHAIR-Upaya optimalisasi capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), Fakultas Teknik Universitas Khairun, Ternate menyelenggarakkan workshop, yang mengusung tema “Workshop Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)”, bertempat di Sahid Bela Hotel, Kota Ternate.
Workshop tersebut dihadiri, Dekan Fakultas Teknik, Endah Harisun, S.T., M.T, Wakil Dekan I, Bidang Akademik, Dr. Suyuti ST., MT, Ph.D, Wakil Dekan II, Bidang Umum dan Keuangan, Achmad Fuad, ST.MT, Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Muhammad Amrin Ms Conoras,ST., M.Si, dan ASN Tendik di lingkungkup Fakultas Teknik.
Dekan Fakultas Teknik, Endah Harisun, S.T., M.T, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih, sekaligus mengapresiasi kepada para Dosen, dan ASN Tendik, serta Operator Program Studi (Prodi) Fakultas Teknik Universitas Khairun, telah mengikuti workshop, ini dalam rangka peningkatan kapasitas pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Workshop ini penting, untuk meningkatkan kualitas SDM di internal Fakultas Teknik, Insya Allah kegiatan ini dapat mendukung kapasitas kinerja, khususnya pada Fakultas Teknik,”ujarnya.
Selain mendukung SDM Fatek, menurutnya kegiatan yang diinisiasi ini, bertujuan meningkatkan kinerja masing-masing di bidang. Ukuran kinerja internal Fatek tak sekedar basa basi belaka, namun ukurannya bisa di lihat dari Idikator Kinerja Utama (IKU), “bersyukur kekompakan, dan dukungan rekan-rekan Wakil Dekan (Wadek), Koordinator Prodi, termasuk Tendik, Alhamdulilah Fatek masuk nominasi nomor satu se-Unkhair,”pungkasnya. Sembari menambahkan, jadi salah satu kebanggaan tersendiri.
Walau menjadi yang terbaik di Unkhair, lanjutnya beberapa catatan penting, dari ke 8 Indikator Utama, diantaranya IKU 2 tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) hanya nol persen, dari kenyataan 6 Prodi tahun sebelumnya telah memasukan MBKM, baik magang, produk idenpenden, maupun Bina Desa.
Ia mengaku Fatek masuk kategori terbaik, tapi dari sisi penilaian tak berbanding lurus, usut punya usut ternyata masalahnya ada pada penginmputan. Dari catatan ini menjadi pengalaman untuk diperbaiki, agar kelak semua dapat di input. “Insya Allah workshop yang dilakukan ini menambah wawasan rekan-rekan, agar ke depan tercatat, menjadi bagian dari penilaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)”, jelasnya.
Di akhir sambutannya, Dekan Fatek, menambahkan selain IKU 2, IKU 3 juga ada celah, ternyata bisa di masukan sehinngga satu dosen untuk kegiatan MBKM dapat di lakukan beberapa dosen, selanjutnya minta kepada Koordinator Prodi memasukan SK MBKM, dengan demikian bisa lebih dari satu dosen pendamping, dan menjadi catatan di IKU 3.
“Setiap dosen pendamping yang tercatat di SK Dekan, satu kegiatan bisa lebih dari 2, 3, bahkan lebih. Dari sejumlah kendala, melalui kegiatan workshop ini dapat di diskusikan bersama Titie Septianty, SH., M.H, dan Ir. Salkin Lutfi, S.Kom,. MT, sebagai narasumber utama workshop”, tutupnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I, Bidang Akademik, Dr. Hasan Hamid, M.Si, menyampaikan terima kasih kepada Dekan Fakultas, dan seluruh jajarannya yang telah melakukan workshop, ini bentuk kegiatan membantu tugas-tugas manajemen, juga tugas IKU sebagaimana disampaikan Dekan sebelumnya. Menurutnya siapa pun pimpinan di era tranformasi pendidikan tinggi, selalu terikat dengan capaian kinerja, dan salah satunya capaian kinerja IKU.
Berbicara tanpa dukungan data secara langsung tidak akan terhitung. Perlu diketahui, IKU juga di beri penghargaan, selain intensif dari setiap Perguruan Tinggi, pencapaian 8 IKU, akan di beri penghargaan ke institusi dengan nilai tertinggi. “Pentingnya pendataan di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-DIKTI) dari apapun yang dilakukan, jadi pelaporan tak mencapai 90% maupun 98 % ke atas maka percuma,” beber Warek.
Lebih lanjut, Warek menyampaikan, ke depan Insya Allah, minimal Prodi terakreditasi internasional, termasuk salah satunya berada di Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik, dan pelaksanaan akademik akan terus di pantau, serta dilakukan evaluasi. Hasil monev, katanya menunjukan hasil positif, serta bagi yang sudah menyampaikan, tinggal menunggu rekomendasi, karena itu jangan lagi mengusulkan proposal, sebab di biayai hingga tahun 2024, mendatang. (Tim Humas)***