[:id]teknik.unkhair.ac.id – Jakarta – Arsitektur tradisional masyarakat Maluku Utara sangat adaptif terhadap fenomena alam dan lingkungan. Demikian paparan Dosen Arsitektur Universitas Khairun Maulana Ibrahim, PhD saat mengisi kuliah umum berjudul “Manusia dan Hunian: Mengenal Arsitektur Kepulauan Maluku Utara” bertempat di Gedung H Kampus FISIP UI (7/11).
“Rumah tradisional orang Malut menggunakan material lokal berupa kayu dan bambu yang sangat responsif terhadap fenomena alam,” kata Maulana yang sebelumnya pernah menjadi pembicara di Belanda.
Selain itu, Maulana yang merupakan lulusan PhD dari Osaka SangyoUniversity Jepang juga memberi contoh rumah besar di Galela, Kab. Halmahera Utara.
Rumah besar di Galela yang bernama Tahulamo, lanjut Maulana, di dalamnya terdiri dari empat sampai enam keluarga yang hidup di bawah satu atap.
Selain itu, di kawasan Falajawa Ternate juga masih ada rumah panjang yang bernama Fala kanci yang dihuni oleh beberapa keluarga inti (nuclear family).
Fala berarti rumah sedangkan kanci itu sistem atau struktur kayu.
Kuliah umum yang dibawakan Dr Maulana Ibrahim yang juga pegiat Ternate Heritage Society tersebut menarik minat para mahasiswa.
Ketertarikan mahasiswa semakin bertambah dengan video tentang budaya masyarakat Maluku Utara yang sangat eksotis dan menjadi kawasan yang diperebutkan orang Eropa dalam ekspedisi rempah-rempah. [yan-amzinc]***[:]