UNKHAIR, Upaya meningkatkan efisiensi dan optimalisasi pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Khairun (Unkhair), mengadakan evaluasi kinerja semester II Tahun 2024, bertempat di Lt. 3 Ruang Senat, Rektorat, Kampus 2 Unkhair, Gambesi, Ternate Rabu (19/2/2025).
Evaluasi tersebut, Rektor Unkhair, Dr. M. Ridha Ajam, M. Hum, menekankan pentingnya evaluasi ini sebagai pedoman dalam menyesuaikan kebijakan pengelolaan keuangan dan unit usaha sesuai dengan arahan pemerintah.
Adanya laporan keuangan tahun 2024 yang telah rampung, pertemuan ini juga menjadi momentum bagi pimpinan universitas dan Dewas untuk menyelaraskan visi dalam mengelola BLU secara lebih efisien, termasuk dalam penyusunan anggaran tahun 2026.
Rektor Dr. M. Ridha, menyampaikan harapannya agar hasil evaluasi Dewas BLU dapat menjadi panduan dalam meningkatkan efisiensi dan pengelolaan yang lebih baik.
Menurutnya, evaluasi ini penting untuk memastikan kebijakan yang diterapkan selaras dengan kebijakan efisiensi yang sedang dilakukan oleh pemerintah, khususnya Kementerian terkait.
“Kita berharap hasil evaluasi Dewas BLU akan menjadi panduan bagi kita semua dalam menjalankan tugas dengan baik. Ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan, terutama efisiensi yang ditekankan oleh negara. Selain itu, laporan keuangan tahun 2024 sudah selesai, dan semoga evaluasi dari pengawas ini membawa kesamaan persepsi bagi seluruh pimpinan dalam mengelola BLU ke depan,” ujarnya.
Rektor juga menambahkan bahwa dalam pertemuan evaluasi BLU ini, akan dibahas berbagai aspek teknis yang dapat diintegrasikan dalam perencanaan anggaran tahun 2026. Saat ini, Unkhair tengah melakukan pembahasan intensif terkait anggaran tersebut.
Anggota Dewas BLU Unkhair, Drs. Jafar Umar, MM, mengungkapkan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan bidang perencanaan, keuangan, Satuan Pengawas Internal (SPI), serta direktur pengelola badan usaha untuk mendapatkan informasi terkini mengenai operasional BLU di Unkhair.
“Dari pertemuan tersebut, kami menyimpulkan bahwa secara umum perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian berjalan baik, meskipun masih ada beberapa aspek yang memerlukan perbaikan. Kesiapan menghadapi pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga telah dilakukan dengan baik,” jelasnya.
Selain itu, Dewas BLU juga melakukan kunjungan ke berbagai unit usaha Unkhair, termasuk usaha air minum, seperti usaha Khairunqu, Khairunqu Foodmart, Khairun qu Travel, klinik Pratama Unkhair, dan pusat kuliner lainnya.
Dari hasil evaluasi bersama tersebut, terdapat 11 catatan penting yang perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan tata kelola dan manajemen usaha.
“Salah satu catatan utama adalah terkait sistem penyetoran hasil usaha kuliner yang masih terbagi antara fakultas dan BPU. Perlu ada penyamaan sistem ini untuk memastikan pengelolaan yang lebih efektif. Selain itu, fasilitas klinik masih perlu ditingkatkan, dan tenaga teknis yang tersedia masih kurang. Ini menjadi perhatian utama ke depan,” tambahnya.
Sementara Anggota Dewas BLU Bidang Keuangan, Mohammad Arifin, SE., MBA, menjelaskan pengelolaan keuangan Unkhair telah berjalan dengan baik. Berdasarkan indikator serapan anggaran dan ketercapaian output Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Unkhair berhasil mencapai angka 97% dan menempati peringkat ke dua dari satuan kerja dengan pagu besar.
“Realisasi anggaran Unkhair sangat baik. Bahkan, saat pemeriksaan BPK, tidak ditemukan hal yang krusial dalam aspek keuangan, sehingga dapat dikatakan aman dan optimal,” ujarnya.
Terkait remunerasi, menurutnya BLU identik dengan kebijakan, namun implementasinya harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Perhitungan yang cermat diperlukan agar pendapatan yang bersumber dari BLU dapat mencukupi kebutuhan remunerasi, tanpa mengganggu stabilitas keuangan universitas.
Terpisah, Sekretaris Dewas BPU Unkhair, Arafiq Moh. Saleh, SE., M.Si, saat dikonfirmasi, mengatakan pertemuan evaluasi BLU ini merupakan agenda rutin setiap semester. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengelolaan keuangan berjalan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan RI.
“Harapannya, pendapatan BLU tidak hanya bersumber dari bidang akademik seperti Uang Kuliah Tunggal (UKT), tapi juga dari sektor non-akademik.
Oleh karena itu, perlu ada peningkatan pendapatan dari unit usaha seperti Rusunawa, Klinik Pratama, Air Mineral Khairunqu, KhairunQu Travel, Foodmart KhairunQu, serta pengelolaan aset lainnya,” ungkapnya.
Optimalisasi berbagai sektor usaha ini, Arrafiq berharap BLU Unkhair, semakin mandiri dan mampu meningkatkan kesejahteraan dosen serta tenaga kependidikan (Tendik).(Kehumasan)*